+62 811103234
21 Agt 2021


Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, juga kepada seluruh keluarga dan para sahabatnya.
Banyak penghafal/hafidz Al-Qur’an selalu berusaha menyembunyikan hafalannya dengan alasan untuk menjaga hati dari rasa bangga. Fenomena tersebut menggambarkan sifat tawadhu’ hafidz Al-Qur’an. Tawadhu’ adalah membuka diri pada segala hal yang positif tanpa mempertimbangkan dari mana memperolehnya, menyadari kekurangan dan intropeksi diri, menilai diri sederhana, memperhatikan dan menghargai perbedaan setiap orang. Penghafal/Hafidz Al-Qur’an tidak sekedar hafal Al-Qur’an, tetapi selalu tunduk dan taat melaksanakan perintah Allah dengan cara mengamalkan nilai-nilai kandungan yang ada dalam Al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan Allah melalui perantara malaikat kepada Rasulullah sebagai pedoman dan petunjuk hidup umat manusia. Menghafal Al-Qur’an merupakan suatu perbuatan yang sangat terpuji dan mulia. Orang-orang yang mempelajari, membaca, atau menghafal Al-Qur’an merupakan orang-orang pilihan yang memang dipilih oleh Allah SWT untuk menerima warisan kitab suci Al-Qur’an.
Menjalani proses menghafal Al-Qur’an sangat Panjang; menghafalkan isi Al-Qur’an dengan kuantitas yang sangat besar terdiri dari 114 surat, 6.236 ayat, 77.439 kata, dan 323.015 huruf yang sama sekali berbeda dengan simbol huruf dalam bahasa Indonesia. Menghafal Al-Qur’an bukan semata menghafal dengan mengandalkan kekuatan memori, akan tetapi termasuk serangkaian proses yang harus dijalani oleh penghafal Al-Qur’an setelah mampu menguasai hafalan secara kuantitas. Menghafal Al-Qur’an bukanlah tugas yang mudah, sederhana, serta bisa dilakukan oleh kebanyakkan orang tanpa meluangkan waktu khusus, kesungguhan mengerahkan kemampuan dan keseriusan dalam menyelesaikannya. Hal ini membuat menghafal Al-Qur’an merupakan suatu pencapaian hasil yang sangat luar biasa. Namun dengan pencapaian yang luarbiasa tersebut, para penghafal Al-Qur’an selalu berusaha menyembunyikan jumlah hafalannya, untuk menjaga terucapnya pujian yang dapat menimbulkan rasa bangga.
Adanya pengakuan orang lain bahwa dirinya mempunyai kemampuan yang lebih, merupakan sesuatu yang wajar, dapat menjadi pendorong untuk mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi yang diperolehnya. Dalam aktivitas menghafal Al-Qur’an, pemberian pujian akan merangsang emosi penghafal Al-Qur’an supaya terus berusaha untuk selalu berada dalam prestasi hafalan yang baik.
Mengelola (2) dua Rumah Tahfidz, (RTN2) Rumah Tahfidz Noerma Noer dan (RTNS) Rumah Tafidz Nurbaya Said, SHUWO melengkapi kurikulum dengan Peningkatan Kualitas Adab Santri, melalui pemantauan (10) sepuluh butir kegiatan harian (01-Waktu Mengerjakan Shalat Fardhu, 02-Shalat Sunnah Rawatib yang dikerjakan, 03-Penerapan Hafalan dalam Shalat Fardhu, 04-Ibdaha Sunnah lainnya yang dikerjakan, 05-Penerapan Hafalan dalam Shalat Sunnah, 06-Kebiasaan Mengucapkan Salam, 07-Kebiasaan Berpamitan/bertemu dengan Orang Tua, 08-Perbuatan2 Tidak Baik yang masih dilakukan, 09-Adab Berpakaian, 10-Kebersihan Diri dan Lingkungan), menggunakan Buku Kendali Adab Harian Santri.
***--anstsati20210821--***
In Syaa ALLAH Bapak, Ibu, Sahabat dan Saudara berkesempatan dan berkenan menyalurkan Zakat Mal, Infaq, Sedekah, atau Donasi, silahkan melalui:
REKENING:
BANK NAGARI (unit Syari’ah) / Bank Sumbar Syariah
Kode Transfer: 118
Nomor Rekening: 7100.02.20.56188.5
Atas Nama: Yayasan SITI HAJIR UWO
KONFIRMASI via WA ke: +62811103234
| Kampuang Tonga, Jorong Balai Tabuah, Nagari Tanjuang, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat 27294 | |
| sitihajiruwo@gmail.com | |
| +62 811103234 | |
| Silahkan hubungi SHUWO / live chat | |
2025 SHUWO. All Rights Reserved - Kertas Putih Creative House